Sunday, December 30, 2012

Implementasi Google apps for education

Berdasarkan pengalaman saya berinteraksi dengan umbrella school terutama gurunya anak anak nan jauh disana, saya mendapat kata kunci penting sekarang. Substansi pokok dalam distance learning adalah kolaborasi. Alhamdulillah sekarang ada banyak teknologi yang bisa kita pilih dalam rangka berkolaborasi antar anak, orang tua, dan guru walau terhalang oleh jarak yang jauh.
Setelah mencari dan mengamati, akhirnya saya menentukan system yang cocok untuk kami implementasikan di dalam kegiatan homeschooling kami. Dan istimewanya ini adalah gratisan… hehehe.. Terima kasih kepada google yang telah membuat google apps. Aplikasi inilah yang saya pilih untuk berkomunikasi dan kolaborasi kami. Google telah membuatnya untuk kita, namanya google apps for education.
Sejauh ini, ternyata saya belum melakukan optimasi aplikasi google ini. Saya hanya sekedar memakai untuk email dan chatting via Gtalk saja. Akan tetapi setelah mempelajari lebih dalam, aplikasi ini sangat powerful untuk aktifitas kami.
Bagi anda yang sedang melakukan distance learning dan yang ingin mencobanya, silakan ke http://www.google.com/enterprise/apps/education/
 
implementasi-google-apps-for-education
 
Langkahnya sangat sederhana:
-          Registrasi dengan click “Get apps today”
-         Saya asumsikan anda telah mempunyai domain, atau kalau belum google bekerjasama dengan godaddy, anda bisa membeli domainnya sekalian sewaktu registrasi.
-         Setelah urusan registrasi selesai, maka dashboard cpanel nya akan muncul, tempat dimana anda melakukan konfigurasi aplikasi.
-         Terakhir, anda akan mempunyai alamat dashboardnya  http://www.google.com/a/nama-domain -anda
Berbagai macam aktifitas dapat anda lakukan disini, seperti:
-          Mulai dari email, chat, sampai video call.
-          Berbagi pakai document (word, spreadsheet, presentasi, dan file lain) melalui docs.
-          Melakukan dokumentasi, gallery, announcement, list, portofolio, video, melalui sites.
-          Mensetting agenda, jadwal pembelajaran, to do list atau homework, appointment, reminder, lesson plan dan seterusnya dengan calendar.
-          Dan masih banyak lagi.
Jadi, untuk semester akhir ini, kami Insya Allah mengimplementasikan system ini.

Monday, December 24, 2012

Contoh praktik empati kepada anak

Saya mengetahui kata empati sejak zaman kuliah dahulu melalui buku buku pengembangan diri. Sekarang pun kata ini sering kita jumpai dan dengar melalui para pakar parenting pada seminar seminar parenting. Saya tidak berpanjang lebar mengupas tentang definisi parenting dan uraian lebih dalam mengenai hal ini, tapi langsung kepada penerapan empati ini dalam pendidikan anak.

Contoh praktek kalimat empati


Contoh 1:
Langsung saja, biasanya kita (baca: saya), memberi respon ketika anak kesulitan melakukan sesuatu dengan berkata,”yah, gitu aja kok gak bisa?” atau ketika anak ketakutan terhadap sesuatu,”payah, gitu aja takut, berani dong....” Dan ribuan contoh lain pada kehidupan sehari hari ketika berinteraksi dengan anak kita.

Alih alih berkata dengan nada yang telah disebutkan di atas, lebih baik kita ganti dengan kalimat empati. Contohnya ketika anak terjatuh, kita lihat dengkulnya berdarah, apa yang harus kita lakukan selain berkata,”waduh, gimana sih, makanya jangan lari lari, sudah dibilangin, nah sekarang jatuh kan.... ya udah, diam....”. Yang harus kita lakukan adalah, pertama tama kita dekati anak itu, lalu berkata,”sakit ya nak?, ummi tahu kamu sakit. Adalah wajar kalo anak anak nangis seperti kamu, tapi nangisnya jangan lama lama ya, baca doa saja supaya kuat , jadi tidak sakit lagi. Ummi percaya setelah ini, kamu lebih hati hati kalo berlari”.

Contoh 2:
Alhamdulillah, saya telah mempraktikkan waktu si Ahmad terlihat ketakutan berdiri di dekat unta. Saya perhatikan kedua kakaknya enjoy enjoy saja berdiri di dekat unta, mereka bahkan mengambil foto unta dengan hape abi nya. Akan tetapi saya perhatikan si Ahmad tampak ingin menjauh, ketika saya tanya mengapa kok malah menjauh, spontan dia menjawab,”takut”... 

Di dalam hati saya berkata, “nah inilah kesempatan mempraktikkan ilmu empati....” Setelah itu saya bertanya kepadanya,”Ahmad takut ya sama unta?” dijawab langsung oleh beliau,”iya”. Lalu saya tersenyum, saya lebih mendekat kepadanya, saya pegang tangannya, dan berkata,”wajar kok kalo anak anak takut sama hewan yang pertama kali ditemui”. Lalu saya tambah,”akan tetapi, unta itu binatang jinak, tuh kan ada pawangnya, nah tuh lihat anak itu menaiki punggungnya, itu buktinya unta itu binatang jinak, Insya Allah tidak makan atau mencakar Ahmad”. 

Memang perlu waktu untuk memahamkan pemahaman tentang hal di atas, jadi saya tidak memaksanya. Waktu berlalu, kami pun singgah ke tempat lain dan bermain di area permainan sampai akhirnya tiba waktu pulang.  Ketika kami melewati tempat unta itu, mata saya berbinar dan senyumpun melebar ketika tiba tiba si Ahmad berkata,”Ahmad sekarang berani sama unta, tuh kan sekarang deket sama unta”.. Alhamdulillah....

Mudah mudahan kita konsisten untuk menerapkan empati ke anak anak kita. Aamiin...


Catatan terkait:
Contoh kalimat dan sikap empati

Sunday, December 23, 2012

Bagi raport

Senyum merekah, lidah basah oleh ucapan hamdalah... Itulah aktifitas di sabtu pagi ini. Bukan karena turunnya kabut yang menyelimuti Doha pagi ini, bukan pula karena pengumuman naik gaji, bukan... Akan tetapi karena mendapat informasi nilai raport anak anak.

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dalam ritual tiap semesteran ini. Tapi ada yang membuat spesial ritual tersebut kali ini, mungkin anda sudah bisa menebaknya jika membaca cerita sebelumnya. Ya, raport pertama yang diraih setelah kami melakukan homeschooling. Bagaimana tidak heboh? Anak anak belajar mandiri dengan supervisi dari kami, ujian jarak jauh, ujian lisan dengan skype (untuk tahfizh dan hapalan hadits), itu semua dilakukan bersamaan dengan adaptasi dengan lingkungan baru, jam biologis baru, jenis bumbu makanan baru, teman baru, cuaca baru (lagi musim duinginnnn), dan seterusnya.

Alhamdulillah, sampailah hasil itu, yang kesimpulannya anak anak mendapatkan nilai yang sangat baik.. Masya Allah Laa quwwata illa billah... Hati orang tua mana yang tak gembira mendengar kabar baik bagi buah hatinya itu?

Tapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa semua itu bukanlah semata mata dari usaha orang tua yang mengajarkan, usaha guru yang menjadi fasilitator, atau kecerdasan anak semata, melainkan atas berkat rahmat Allah Yang Maha Penolong. Berkat hidayah taufiq nya lah semua ini bisa tercapai.

Kemudian, saya mengingatkan diri sendiri bahwa nilai nilai akademis adalah bukan tujuan akhir sebuah pendidikan. Nilai raport hanyalah sarana. Sarana untuk mengetahui seberapa besar pemahaman mereka menyerap pelajaran. Tujuan pendidikan adalah akhlak yang baik dan semakin takutnya mereka kepada Allah.. Sehingga ilmu yang mereka dapat akan mereka amalkan untuk kebaikan mereka di dunia dan kebaikan mereka di akhirat.

Terakhir, kami orang tua mengucapkan beribu ribu ucapan terima kasih kepada guru guru dan orang serta lembaga yang telah mensupport kami. Jazakumullah khairan..
 
Ayo nak, tetap semangat menuntut ilmu (terutama ilmu syar'i) dan tingkatkan prestasimu...

Tuesday, December 11, 2012

Belajar dan praktek - keutamaan memberi minum pada hewan

memberi-makan-burung
Pada awalnya, saya tidak mengetahui bahwa banyak burung yang hinggap pada jendela rumah kami. Setelah abi melihat pada suatu pagi, maka beliau mengambil foto burung itu, dan diperlihatkanlah foto itu pada anak anak. Tanggapan anak anak adalah senang dan berharap ada banyak burung lagi yang singgah di jendela kami.
 
Di buku “Bersama Rasulullah mendidik generasi idaman” buah karya Fadhl Ilahi terdapat  pelajaran bahwa ada 45 pola pendidikan Rasulullah.  Salah satunya adalah menjabarkan tentang menguraikan pelajaran dan hikmah dari keadaan atau kejadian.
Nah, dari kejadian ini. Saya kisahkan tentang seseorang yang memberi minum pada anjing yang sedang kehausan lalu Allah memberikan pahala padanya dan mengampuni dosanya. Saya hanya menceritakan secara garis besarnya saja, karena saya sudah pernah dapat pada suatu kajian, tapi lupa cerita atau bunyi text hadist yang lengkapnya. Mungkin teman teman dapat membacanya pada kitab kitab hadits pada bab keutamaan memberi makanan atau minuman pada hewan atau yang semisalnya.
Mendengar cerita itu, Alhamdulillah anak anak menjadi semangat untuk membuat tempat minum dari botol air mineral. Botol air mineral dipotong sebagian sehingga dapat menjadi  wadah air. Lalu mereka mengumpulkan bekas roti yang sisa atau nasi yang sisa untuk diberikan kepada burung burung tersebut. Mereka senang sekali melihat burung burung hinggap dan makan sampai habis. Itu menjadi hiburan tersendiri bagi mereka, terutama bagi si bungsu Abdurrahman. Beliau pasti minta gendong untuk melihat aktifitas burung itu.

Alhamdulillah, dengan tulisan ini sekalian saya mencatat pembelajaran mereka, bahwa mereka telah mendapat ilmu tentang keutamaan memberi makan atau minum dan telah mempraktekkannya.  Alhamdulillah bini'matihi tathimmush shalihat...


Thursday, December 6, 2012

Tadabbur tentang Unta

Pekan ini sudah diselesaikan beberapa soal ujian akhir semester buat anak anak. Insya Allah dilanjut ke pekan depan. Sepertinya mereka ‘agak agak’ jenuh juga, tapi Alhamdulillah mereka tetap semangat mengerjakan soal soal. Mengapa saya bilang agak jenuh? Sebab sewaktu di perjalanan untuk mengambil passport sized photo, mereka bilang,”Ummi habis UAS kita jalan jalan dong”. Lalu Abinya menimpali, “Insya Allah, memang mau kemana? Ke zoo mau gak?” Langsung disambut koor anak anak,”mauuuu”.
Sebelum pekan UAS, kami mengajak mereka melihat unta. Tapi bukan itu yang menjadi tujuan utama, tujuan utamanya adalah berbelanja yang kebetulan pasarnya itu dekat dengan kandang unta. Jadi sekalian deh kita mendekat. Oleh karena itu, kami hanya sedikit menceritakan tentang unta, kisah unta yang disebutkan di dalam Al Quran, dan seterusnya. Insya Allah, sewaktu di zoo nanti, saya akan ceritakan mengenai unta seperti yang ada di dalam surat Asy Syams:
Cerita Nabi Shalih yang diutus kepada kaum tsamud. Nabi Shalih menyerukan dakwah Tauhid kepada kaumnya, dan telah datang tanda sebagai bukti yaitu unta betina. Nabi memberitahu kaumnya agar membiarkan unta itu makan dan minum dan jangan mengganggunya. Ternyata mereka menyembelih unta itu. Karena kesombongan mereka, maka merekapun dia adzab Allah.
Adapun di dalam surat Al Ghaasyiah ayat:17
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”
Insya Allah akan diceritakan deskripsi sekilas tentang unta. Unta itu ada yang berpunuk satu dan berpunuk dua. Kita dapat mengambil susu dan dagingnya. Serta kita dapat menggunakannya karena unta adalah salah satu hewan pekerja (misalnya untuk mengangkat barang atau sebagai alat transportasi). Unta mampu hidup di padang pasir dan mampu tidak makan dan minum selama beberapa hari.

Nah, anak anak, sekarang fokus ke UAS dulu yaaaa.. Ma’an najah…



Catatan terkait : mengajak anak tadabbur quran

Monday, December 3, 2012

Perkembangan UAS

Alhamdulillah, hari pertama yang dimulai dengan hari Ahad, telah dilangsungkan ujian akhir semester untuk anak anak. Sebagai orang tua, saya merasakan sensasi yang beda. Hehehe, mungkin berlebihan ya, tapi itulah yang kami rasakan. Betapa tidak, yang dulunya sewaktu ujian, kami hanya mengantarkan anak anak hanya sampai gerbang pintu rumah untuk selanjutnya mereka pergi dengan jemputan ke sekolah, sekarang tidak perlu diantar, sebab ujiannya diselenggarakan di dalam rumah. :-)
 
Kami buat ruang tersendiri untuk ujian, untuk menyemangati kami buat art tulisan motivasi untuk ditempelkan di tempat mereka ujian. Kalimat seperti ma'an najah, atau selamat ujian, dan lain lain. Kemarin Ghayda sudah mengerjakan ujian PKN sedangkan Azka sudah menjawab soal soal IPA. Alhamdulillah, mereka sudah bisa dilepas dalam artian, setelah menginstruksikan layaknya petugas ujian kepada orang yang diuji, maka kami tinggal mereka untuk menyelesaikan soal soal. Setelah itu, lembaran soal dan jawaban, kami kirim kepada gurunya di negeri sebrang untuk diperiksa dan dinilai.
 
Saya sempat melihat dan memeriksa lembaran jawaban mereka. Hmmm, secara umum mereka dapat menjawab dengan baik, dalam artian mereka tahu dan mengerti soal. Akan tetapi, kami lihat sekilas mungkin ada beberapa yang belum tepat, atau tahu tapi mungkin lupa mengungkapkan kembali sewaktu ujian..
 
Tidak apa apa nak, kami tetap bangga dan senang serta bersyukur kepada Allah atas hal ini. Sebab kami menilai kemampuan adaptasi kalian yang bagus dalam perubahan yang sangat cepat. Kalian kooperatif dengan abi dan ummi dalam hal membantu pekerjaan rumah, kalian sudah menampakkan kesenangan menuntut ilmu dengan membaca sendiri, inisiatif menghapal Al qur'an sendiri. Alhamdulillah bini'matihi tatimmush shalihaat...
 
Sekarang sedang menunggu soal soal kelas tiga untuk dijawab, dan mengerjakan soal soal untuk kelas satu. Tetap semangat dalam ujian ini ya nak.... Semoga sukses....

Sunday, December 2, 2012

Pekan UAS

Baru saja menghela napas untuk kemudian melakukan aktifitas lanjutan, ternyata pekan ini sudah dimulai ujian akhir semester. Yang sibuk bukan hanya anak anak, akan tetapi abi dan ummi nya.. Mulai dari koordinasi dengan guru, menyiapkan bahan, menyiapkan infrastruktur untuk ujian di rumah, dan sebagainya. Maklum pengalaman pertama Homeschooling dan pengalaman pertama ujian dengan system distance learning.
Sebenarnya kami sudah mendapatkan bahan ajar dari sekolah sebelumnya. Jadi memang kami fokus belajar dari situ. Akan tetapi karena kami mendaftar di sekolah payung yang baru, yang memang ada beberapa perbedaan bahan ajar, jadinya kami harus menyiapkan hal itu juga.
ujian-akhir-semester
 
Apapun hasilnya, kami serahkan kepada Allah. Kami sudah ikhtiar untuk menanamkan pemahaman bahan ajar kepada anak anak. Dan anak anak sepertinya sudah belajar. Untuk kali ini, kami tidak akan menjustifikasi atau melihat dari angka angka hasil ujian mereka. Kami sadar, ini kali pertama mereka hidup di lingkungan baru, cara belajar baru, serba baru.
Yang kami lihat dan nilai adalah kemampuan mereka beradaptasi. Alhamdulillah, kami menilai, mereka mampu beradaptasi dengan cepat, belajar dengan baik di lingkungan yang sama sekali berbeda. Mereka mampu beradaptasi dengan cepat. Mengapa saya sebut cepat? Bayangkan saja, ketika kami berangkat ke negeri sebrang tanggal 9 november, flight malam. Pagi sampai siang harinya mereka masih sekolah, bahkan ghayda masih ujian kelulusan tahfizh 2.5 juz di sekolahnya, si Azka masih belajar di ruang kelas bersama teman temannya, si Ahmad masih juga masuk sekolah. Kemudian, malam harinya mereka sudah harus pergi berpetualang ke negeri sebrang, besoknya sudah mulai belajar yang tadinya belajar bersama teman di ruang kelas, jam yang fix, menjadi belajar sesuai dengan waktu yang diinginkannya, belajar dimana saja (di dapur, di ruang tamu, di kamar, dimana saja).
Kami melihat bahwa orang dewasa saja, ada yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat seperti itu. Masya Allah Laa quwwata illa billah… Jadi jika hasilnya yang berupa nilai ada yang kurang, Insya Allah kami bisa menerima, semoga dikali yang kedua akan lebih bagus lagi, seperti hasil yang mereka peroleh di sekolah konvensional sebelumnya.
Untuk sekarang kami focus untuk menanamkan karakter positif, akhlaq yang dicontohkan Rasul kepada mereka, seperti bertanggung jawab, mandiri, disiplin, kemampuan beradaptasi, kemampuan bersosialisasi, kejujuran (nah, ujian akhir dengan system distance learning ini sebenarnya menguji kejujuran kita, karena tidak ada guru yang mengawasi langsung pada saat ujian ini melainkan orang tuanya sendiri). Akan tetapi, jika hasil ujiannya memuaskan, wah, kami sangat bahagia sekali... Semoga…


Wednesday, November 28, 2012

Tingkatan aktifitas belajar

Sebagai guru, tentunya anda ingin menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh petualangan. Ada beberapa tahap pembelajaran yang membuat anak asyik dalam menekuni sesuatu.
tingkatan-belajar
Tahap pertama: sebagai guru, langkah pertama yang harus anda lakukan adalah memperkenalkan teori kepada anak didik sehingga mereka dapat menghapalnya.
Tahap kedua: Langkah itu belum cukup. Anda juga harus menyertakan contoh (kalau bisa dari kejadian nyata agar pembelajaran itu kontekstual) sehingga mereka tidak hanya mendengar tapi dapat melihat dan merasakan sehingga mereka akan lebih mengingat teori dengan melihat dan merasakan aplikasinya di dunia nyata.
Tahap ketiga: Ternyata langkah di atas belum cukup untuk membuat anak bergairah mempelajari sesuatu. Berikanlah sesuatu yang mereka bisa melakukan eksperimen dengannya. Akan tetapi, jangan memberitahu secara detail jalan pemecahannya, biarkan mereka melakukan investigasi dengan cara mereka dengan menggunakan teori yang sudah mereka hapal dan mengerti. Hal ini melatih dan merangsang keingintahuan mereka. Para ahli mengistilahkan hal ini adalah experiential learning.

Tahap keempat: Berikanlah permasalahan (contoh kasus di dunia nyata), doronglah anak untuk menyelesaikan problem itu, tentunya dengan fondasi teori teori yang sudah mereka kuasai, berikan kesempatan mereka lebih mengeksplorasi ilmu yang mereka dapatkan dan bebaskan mereka meneliti dengan metoda pendekatan mereka. Ini akan merangsang keterampilan memecahkan masalah.
 


Monday, November 26, 2012

Evaluasi setelah perjalanan selama 26 hari

perjalanan-homeschooling
Hari ini tepat 26 hari petualangan kami homeschooling. Yup, tepatnya 26 hari setelah kami tiba di perantauan dan langsung mengambil perahu dan berlayar bersama mengarungi lautan pembelajaran di universitas kehidupan.
Disamping belajar kurikulum diknas (karena anak anak rencananya akan ikut UAN), kami menanamkan juga sikap bertanggung jawab, disiplin, dan life skill lain. Kami sudah membuat jadwal kesepakatan yang sudah disetujui anak anak, yaitu chores list atau jadwal piket. Tujuannya adalah bekerja bersama sama, saling support diantara semua anggota keluarga.
Chores yang kami pilih adalah yang memang sesuai dengan kemampuan di usianya. Seperti meletakkan pakaian kotor ke mesin cuci, menjemur pakaian, merapikan sepatu di rak sepatu, merapikan kamar, membuang sampah di tempat sampah, dan seterusnya.
Pada awal kegiatan, anak anak begitu bersemangat. Akan tetapi setelah 26 hari ini, sepertinya sikap konsisten untuk mengerjakan tugas harian agak melemah. Kami berdiskusi dan sepertinya hal ini belum efektif berjalan. Biasalah anak anak, ketika ditanya,”kok bukunya ada disini? Memang tempatnya di mana seharusnya?” , mereka menjawab,”bukan saya yang ngeluarin, tuh si xxx yang naruh disitu” Dan seterusnya.
Kami sedang berpikir metoda yang efektif dan mencoba untuk menanamkan dibenak mereka akan keindahan, kebersihan, dan kerapihan rumah tempat tinggal. Mulai dari metoda bercerita, membacakan faidah dari Alquran dan hadits tentang kebersihan, dan terus menerus mengingatkan mereka.
Kami sedang berpikir untuk menanamkan motivasi kepadanya agar motivasi intrinsiknya (dari dalam dirinya) yang dominan agar melakukan hal ini dengan semangat dan niat yang benar.
Mudah mudahan perjalanan ini bisa dilewati… Aamiin…

Sunday, November 25, 2012

Simple design simple to use simple to maintain

Alhamdulillah, saya telah menemukan ebook mengenai perkembangan anak usia anak pra sekolah. Setelah sebelumnya saya mengalami kebingungan karena saking banyaknya kurikulum untuk si Ahmad yang kini berusia empat tahun, akhirnya kami menemukan hal yang simple.
Hal yang sederhana, yang jika kita implementasikan secara konsisten, Insya Allah akan menuai hasil yang optimal. Meminjam istilah asing, “simple design, simple to understand, simple to use, simple to maintain….”
Walhasil, kami akan fokus melakukan aktifitas pembelajaran berdasarkan cek list yang ada sesuai perkembangan usianya.
Contoh ceklist perkembangan untuk usia empat tahun:
-Can identify colors
-Can count objects
-Can identify geometric shapes
Dan seterusnya.
Nah dengan acuan cek list di atas, kami melakukan aktifitas pembelajaran untuk si Ahmad. Misalnya untuk mengidentifikasi warna, maka kami lakukan permainan dengan tema warna, apa saja, seperti yang sederhana yaitu: mewarnai, tebak warna, dan seterusnya.
Contoh lagi untuk usia empat tahun adalah dapat menghitung objek. Hal ini paling disukai oleh Ahmad, beliau suka sekali menghitung jumlah mobil mobilannya. Alhamdulillah, beliau dapat menghitung dengan lancar dari 1 sampai 20.

Thursday, November 1, 2012

Belajar matematika dengan bercerita

Usia 6 tahun dapat dikatakan usia mereka yang memiliki imaginasi yang tinggi. Oleh karena itu, salah satu metoda pembelajaran yang bisa dipraktekkan kepada mereka adalah metoda bercerita.

Pelajaran matematikapun saya coba dengan pendekatan bercerita. Tapi bukan saya yang bercerita. Biarkan saya jelaskan dengan detail. Jadi begini, setelah Azka sudah menerima pelajaran tentang operasi dasar aritmetika (penambahan, pengurangan, dan seterusnya), saya minta dia untuk mempresentasikan konsep yang sudah dia mengerti ke saya. Artinya dia akan menceritakan apa yang sudah dia pelajari ke saya. Nah, untuk mempermudah dia menceritakan konsep tersebut, dia berinisiatif menuliskannya di selembar kertas. Ini adalah portfolio si Azka yang saya dokumentasikan. 

Adapun beberapa faidah mempresentasikan apa yang sudah dipelajarinya adalah:


-          Dengan dia bercerita diharapkan semakin kuat pemahamannya.
-          Melatih keterampilan berkomunikasi melalui presentasi singkat.
-          Menambah kepercayaan diri.
-          Melatih kebiasaan sharing ilmu dengan orang lain dengan kalimat yang runtut.
-          Mengasah kreatifitas (untuk membuat kalimat, gambar, grafik, bagan yang sesuai dengan konteks bahasan)

Contoh portfolio presentasi Azka:

belajar matematika dengan bercerita

Belajar menulis dengan fun

Kemarin saya sudah menceritakan pengalaman bermain sambil belajar. Juga dijelaskan bahwa untuk usia TK, jangan dipaksakan untuk diajarkan calistung secara sempurna. Tunggu sampai si anak puas bermain dan siap mental untuk menerima pelajaran tersebut. Silakan membaca ada pembelajaran dalam bermain bola.

Sebenarnya sikap saya ditengah tengah, dalam arti saya tidak mengeliminasi total kegiatan calistung. Kadang kadang si Ahmad demi melihat kakaknya melakukan aktifitas menulis dan membaca, dia tertarik untuk ikutan. Ketika kakaknya menulis untuk sebuah presentasi yang ditujukan untuk abinya, Ahmad minta diambilkan kertas dan bulpen. Dia bilang,”abi, Ahmad mau nulis nulis juga”. Oleh karena ini maunya si anak, maka tak saya sia siakan kesempatan ini untuk melatih motoriknya dengan menulis dan menggambar.

Saya perhatikan, Ahmad sudah bisa melukis garis lurus, lingkaran, segi tiga, dan segi empat. Dia juga sudah mengerti kenapa disebut segi tiga. Ketika ditanyakan hal tersebut, dia langsung menandai sudut sudut dan menghitung sampai tiga.  Alhamdulillah, aktifitas ini berjalan dengan lancar.

Mulailah saatnya mengenalkan dengan huruf, setelah saya cermati Ahmad sudah mulai hapal beberapa huruf. Saya tidak paksa dia untuk hapal huruf A sampai Z. Biarlah hapal secara natural saja melalui permainan. Lalu tibalah saatnya saya instruksikan dia untuk mencontoh tulisan saya. Menulis ini sambil saya baca, sehingga disamping menulis, dia tahu apa bacaannya.

Lihatlah gambar di bawah, worksheet yang saya bikin manual, untuk menulis BA. Belum habis semua kolom terisi, Ahmad minta bermain game balapan mobil di tablet. hehehe

motorik menulis



Dia sudah menulis BA, BI , BU, BE, BO. Aktifitas ini dilakukan bertahap, bukan sekaligus. Ketika Ahmad bosan dengan kegiatan ini, saya biarkan dia bermain dengan permainan yang lain. Sampai akhirnya dia menyelesaikan semua worksheet menulis ini dengan kemauan dia sendiri (tidak saya paksa)