Di group BBM saya ada
diskusi seru tentang harapan orang tua yang tidak dijalankan oleh anaknya. Ada
beberapa tanggapan dari member group, termasuk saya yang menyarankan harus
adanya dialog atau diskusi atau negosiasi dengan anak dari hati ke hati. Diskusi
dengan anak ini ternyata ada seninya, ada beberapa contoh dari buku yang telah
saya praktekkan kepada anak anak.
Adalah pengalaman yang
tak terlupakan ketika orang tua terlibat diskusi atau negosiasi dengan sang
anak. Yang paling menantang adalah ketika keinginan kita berlawanan dengan
keinginan anak. Ada orang tua yang langsung meledak emosinya ketika keinginan
orang tua tidak dilaksanakan oleh anaknya, mulai dari bentakan, teriakan,
bahkan sampai tindakan fisik.
Para praktisi
menjelaskan bahwa tindakan di atas justru menjadi kontraproduktif terhadap apa
yang diingini orang tua. Si anak akan menjadi melawan dan jika anak
melaksanakannya pun itu karena terpaksa.
Kali ini saya akan
mencatat ulang contoh kasus yang telah saya baca dari beberapa buku pendidikan
anak.
Contoh kasusnya adalah
sebagai berikut:
Orang tua ingin anaknya belajar jam 4 sampai jam 5. Akan
tetapi si anak punya keinginan lain yaitu main ke rumah temannya pada jam
tersebut.
Orang tua yang tidak
mempunyai metode dialog, akan langsung berkata,”pokoknya kamu harus belajar,
kamu gak boleh main”.
Akan tetapi orang tua
yang mempunyai pemikiran yang positive akan melakukan pendekatan dialog, dan
berusaha menyelaraskan keinginannya dengan keinginan anaknya.
Langkah pertama yang
dilakukan adalah mencari apa yang sebetulnya diinginkan sang anak dengan
bertanya misalnya,”ummi lihat kamu senang bermain ke rumah si fulan ya?”
setelah anak menjawab, cari informasi lagi dengan bertanya,”oh gitu, suka main
apa di sana?” Si anak menjawab bermain bola. Langkah pertama sudah selesai,
yaitu kita mengetahui keinginan anak yang sebenarnya yaitu main bola dan dia
sangat senang sekali bermain bola.
Langkah kedua adalah
diskusi. Tunjukan empati kita dan ucapkan kalimat yang mendukung aktifitas anak
seperti,”wah ummi senang sekali kamu suka main bola, olahraga kan membuat
tubuhmu sehat dan kuat”.
Langkah selanjutnya
adalah inti dari negosiasi, dengan mengucapkan perkataan seperti,”ummi dukung
kamu untuk bermain bola, tapi ummi juga ingin kamu belajar agar prestasi di
sekolahmu meningkat”. Tambahkan dengan “bagaimana kalo bermain bolanya di hari
sabtu dan ahad saja, sedangkan senin sampai jumat kamu gunakan waktu tersebut
untuk belajar”.
Kalo anak setuju,
berarti langkah selesai, lalu diikuti kesepakatan reward dan punishment. Ajak
diskusi lebih lanjut, bagaimana jika anak melanggar perjanjian? Kalau anak
masih keberatan, ajak terus dialog melalui diskusi interaktif (saling bertanya
saling menjawab).
Contoh diskusi
lanjutan,”oh ummi ngerti, kamu kan senang main bola, tapi cuma main hari sabtu
atau ahad saja, dikit ya waktunya?” Ketika anak menjawab ia, lanjutkan lagi
negosiasi dengan anak,”oke deh, ummi mau nanya , menurutmu yang lebih enak yang
mana: apakah main bolanya sepekan tiga kali atau selang seling setiap hari?”
Jika anak menjawab selang seling harinya. Maka lakukan negosiasi lagi,”ohya,
ummi ngerti.. mudah mudahan kamu jadi jago main bola, tapi ummi juga ingin kamu
mempertahankan prestasi akademismu di sekolah.” Sampaikan lagi keinginan
kita,”iya deh gak apa apa kamu main pada jam 4 sampai jam 5 sore, tapi setelah
shalat Isya kamu belajar ya sebelum tidur”. Biasanya anak akan menjawab ia
karena keinginan bermainnya diakomodasi oleh kita.
Langkah terakhir, kita
berikan penegasan akan keinginan kita. Contohnya,”ya mulai besok perjanjian
sudah bisa dijalani ya anakku sayang… Jika kamu bisa mempertahankan prestasi
akademismu di sekolah pada semester ini, ummi akan belikan kaos bola yang
bagus”. Biasanya anak akan antusias menerimanya.
Catatan:
-Dialog diatas adalah
salah satu contoh kasus saja, ada seni dan teknik tersendiri untuk kasus per
kasus, dan penanganan setiap anak berbeda tergantung situasi dan kondisi serta
sikap anak. Jadi contoh diatas mungkin saja tidak berhasil jika kita terapkan pada kasus kita, sekali lagi percakapan di atas hanya sekedar contoh.
-Kita harus disiplin
dalam menegakkan peraturan, dan menjalankan apa yang sudah disepakati kita dan
anak. Kalau kita sudah janji membelikan kaos bola ketika prestasi akademis anak
bagus, maka tunaikanlah janji itu, belikan dia sebagai reward. Atau jika sang
anak melanggar janji berikan tindakan sesuai yang sudah disepakati bersama
anak.
No comments:
Post a Comment