Saturday, December 28, 2013

Pengalaman menjadi guru

Mencoba sesuatu yang baru (baca: hal yang positif) adalah hal yang menyenangkan. Hal itulah yang coba saya terapkan pada aktifitas pembelajaran dengan anak anak. Sesuatu yang sebenarnya bukan hal baru, tapi kami coba untuk mengaplikasikannya dikeseharian. Pertama kali mempraktekkannya, peran saya adalah si pemberi pertanyaan dan anak anak menjawabnya, lalu saya yang memeriksa jawaban dan menilainya. Kali ini saya melakukannya dengan sedikit metoda yang berbeda. 

Sekarang, saya tugaskan Azka memberi pertanyaan kepada Ghayda dan sebaliknya. Mereka juga bertanggung jawab memeriksa jawaban dan menilai. Kemudian, saya arahkan mereka untuk berdiskusi mengenai materi apa yang akan menjadi pertanyaan pada quiz. Lalu saya informasikan bagaimana cara penilaiannya. Setelah itu saya bebaskan mereka tentang tipe soalnya apakah pilihan ganda atau isian atau essay. Terakhir, saya akan mengamati aktifitas mereka dan proses mereka beradaptasi. 

Alhamdulillah, proses diskusi berjalan lancar dan akhirnya mereka masing masing membuat soal dari bahan atau materi yang mereka sepakati. Ternyata mereka masing masing membuat lima soal. Masing masing sudah menjawab pertanyaan dan juga memeriksa dan memberi nilai pada quiz yang mereka buat. 

Manfaat yang didapat dari aktifitas ini adalah:

- Melatih mereka berdiskusi dengan baik dan melatih mengambil keputusan.

- Dapat menanamkan kecintaan kepada ilmu.

- Melatih tanggung jawab, yaitu membuat soal dan menilainya.

- Melatih bagaimana menjadi pendidik atau guru atau pengajar yang salah satu aktifitasnya adalah membuat ujian dan menilainya.

- Melatih untuk berjuang menjadi yang terbaik.

- Melatih kerjasama dan bekerja dalam tim.

- Memupuk kejujuran.

Dan masih banyak lagi buah yang dipetik dari pohon aktifitas ini.

Monday, December 23, 2013

Membuat website portfolio dengan mudah

Kali ini saya dokumentasikan aktifitas kami mengisi liburan pada hari jumat dan sabtu kemarin. Setelah mendapatkan informasi mengenai mudahnya membuat website yang hanya satu halaman saja, saya penasaran ingin mencoba. Di pagi itu setelah sarapan dan silaturahim dengan orang tua nun jauh di kampung halaman via telepon, maka saya ambil notebook dan mencoba mengotak-atiknya. Dan ternyata memang mudah, Alhamdulillah. Tak perlu waktu lama untuk menyelesaikannya, terima kasih kepada tim strikingly.com saya sampaikan karena telah membuat yang versi gratisnya untuk saya coba.

Sebagaimana kita ketahui bersama, sifat anak anak itu adalah ingin tahu dan penasaran dalam sesuatu hal yang baru. Mungkin melihat saya duduk diam dan nampak asyik 'mengoprek' apa yang ada layar monitor, Ghayda dan Azka pun mendekat. Akhirnya mereka malah asyik memperhatikan saya yang sibuk memainkan sepuluh jari di keyboard lalu berpindah ke mouse dan seterusnya. 

Setelah saya menyelesaikan 'project' ini, saya mempresentasikannya kepada anak anak. Mereka nampak tertarik. Sepuluh detik kemudian saya mendapatkan ide. Hati saya berteriak,"Aha... bagaimana kalau saya mengajarkan hal ini kepada mereka". Akhirnya saya bertanya kepada mereka,"Mau buat site ini juga?". Jawabannya mudah saya tebak. Dari body languagenya ketika mereka memperhatikan monitor saja saya sudah tahu bahwa jawabannya adalah "mauuuuuuu".

Akhirnya saya memberikan overview singkat kepada mereka dan sedikit menguji mereka dengan jargon IT yang ada di web itu seperti edit, upload, add, dan seterusnya. Nampaknya mereka sudah paham, sehingga proses transfer ilmu berjalan lancar. Dan akhirnya, waktu yang ditunggu telah tiba. Saya bebaskan mereka untuk membuat portfolio page mereka masing masing. Mereka nampak semangat dalam kegiatan ini.

Dengan sabar saya menunggu hasil kreatifitas mereka, dan tibalah saat mereka menunjukkan karya mereka. Alhamdulillah, dengan senyum puas saya mengacungkan dua jempol kepada mereka berdua. Ini adalah salah satu tanda bahwa transfer ilmu telah berjalan.

Ohya, sampai lupa menginfokan, silakan berkunjung di site saya http://strikingly.com/learningwithabiandummi



Sunday, December 15, 2013

Aktifitas baru (namun lama) - dan nilai nilai yang ditanamkan


Sebenarnya aktifitas pembelajaran ini tergolong sudah lama kami implementasikan, akan tetapi karena kadangkala terhenti oleh sebab tertentu (seperti sit in di sekolah sewaktu liburan musim panas kemarin) maka aktifitas ini seperti hal yang baru bagi kami.

Aktifitas ini adalah quiz dimana saya akan memberikan beberapa pertanyaan dan setiap pertanyaan yang benar akan diberikan point, setelah mengumpulkan sejumlah point, mereka akan diberi reward.

Pertanyaannya dapat berupa pengetahuan agama seperti Tauhid, aqidah, siroh, dan lain lain atau bahasa Inggris , bahasa arab, dan yang lainnya. Sedang asyik asyiknya saya melakukan kegiatan menyenangkan ini, datang kabar bahwa saya harus menghadiri training ke negara tetangga. Saya memutar otak agar bagaimana kegiatan ini tidak terhenti lagi. Akhirnya, lagi lagi saya melakukan aktifitas baru (namun lama) yaitu memberikan pertanyaan online yaitu fasilitas gratis yang disediakan google. Salah satu google apps yang saya gunakan adalah form (ada di dalam paket google docs, kalau tidak salah saya pernah posting tentang hal ini dalam tulisan sebelumnya, silakan saja searching).

Walhasil, kemarin dan hari ini, walaupun saya berbeda jarak dengan si buah hati, saya tetap melakukan aktifitas pembelajaran dengan gembira. Ini adalah salah satu screenshoot form yang saya buat untuk quiz, yaitu quiz siroh sahabat nabi dan english.

contoh-pertanyaan-quiz-siroh-english-buat-anak

Dan inilah adalah contoh screenschoot response atau jawaban dari anak anak yang otomatis tampil dalam bentuk spreadsheet di google docs.

contoh-quiz-jawaban-bahasa-inggris

Nilai nilai yang saya tanam dalam aktifitas pembelajaran ini adalah:


- Agar anak anak mencintai ilmu. 
Alhamdulillah, sejak diaktifkan kembali quiz ini, mereka semangat untuk membaca dan mengulang-ulang pelajarannya.



- Mendidik dan melatih anak jujur.
Saya sarankan untuk jujur dalam menjawab, tidak mencontek, tidak bekerjasama dalam menjawab.



- Berusaha menjadi yang terbaik.
Mereka nampak bersemangat dan saling berlomba dan berkompetisi untuk mendapatkan nilai yang terbaik.



- Menerima dengan jiwa ksatria apapun hasil yang mereka peroleh.
Kadangkala ketika adiknya lebih dahulu mendapatkan point, si kakak nampak dari bahasa tubuhnya menerima dengan sabar hasilnya, begitu juga sebaliknya.



- Melatih untuk berjuang, berkorban, dan berusaha untuk mendapatkan sesuatu.
Dengan adanya reward yang akan saya berikan jika anak anak sudah mengumpulkan point tertentu, melatih mereka untuk berjuang mendapatkan point, melatih mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.



- Mendidik mereka meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala.
Disela sela kegiatan menyenangkan ini, tak bosan bosannya saya mengingatkan mereka agar tidak menyandarkan kepada usaha mereka saja, akan tetapi bergantunglah kepada Allah Ta’ala, berdoalah kepadaNya dan meminta pertolongan dariNya sehingga dimudahkan dalam mengerjakan segala sesuatunya.


Itu saja aktifitas yang dapat saya dokumentasikan hari ini, sebab saya mau bikin soal lagi nih, anak anak sudah menagih via skype, “abi kapan quiz lagi……???”

Thursday, December 12, 2013

Waktu

orang-yang-menyesal-di-akhirat
 
Waktu berlari cepat. Dia tidak akan menunggumu yang tetap duduk santai di kursi kemalasan. Dia tidak akan kembali ketika perasaan menyesal menghinggapi dirimu karena tidak melakukan hal yang bermanfaat. Begitu pentingnya dia sehingga Allah Ta'ala bersumpah dengannya di dalam surat Al-Ashr. Oleh karenanya generasi terbaik ummat ini begitu memanfaatkan dia dengan mengisinya dengan hal hal yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat nanti.
 
Itulah ujaran hati ketika saya dan keluarga telah menikmati dua kali musim dingin di negeri seberang. Rasanya baru kemarin, ketika saya melihat sikecil menggigil kedinginan ketika kami bermain di sebuah taman nan elok pada suatu sore ba'da Ashar. Ternyata, hari ini kami menikmati musim dingin kembali di tempat yang sama dengan suasana yang agak berbeda. Iya, berbeda.. Sebab si kecil sudah bisa berbicara yang kami mengerti artinya, si sulung sudah mulai mendekati masa masa penting dalam hidupnya. Jika dia dapat melewati masa itu dengan baik, Insya Allah dia dapat melangkah ke tahapan selanjutnya. Oleh karena itu, pada masa ini saya harus memanfaatkannya dengan menanamkan aqidah dan menghujamkan hal yang penting ke dalam hatinya. Tentu saja saya tidak bergantung hanya kepada ikhtiar saya dalam mendidiknya, akan tetapi bergantung kepada Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk. Hal lain yang penting dalam kesuksesan pendidikan anak adalah keshalihan orang tua dan senantiasa mendoakan anak agar selamat dunia dan akhirat.
 
Senyum adalah ekspresi saya ketika itu. Ketika si sulung yang baru saja usai mengerjakan ujian akhir kelas empatnya, tiba tiba bertanya tentang haidh dan segala pernak perniknya. Akhirnya kita membahas tentang tata cara mandi wajib jika haidh sudah bersih, tentang orang yang sudah baligh, mengenai orang yang baligh dia akan mulai terkena beban ketentuan syariat (mukallaf). Disambung dengan sedikit nasihat tentang kehidupan ketika beliau sudah tinggal jauh dari orang tua kelak. Hmmm... setelah bercengkrama dengannya, saya merebahkan diri, lagi lagi berujar dalam hati, rasanya baru kemarin mengganti popok dan menggendongnya....
 
Roda kehidupan terus berputar, dan akan terus berputar sampai akhirnya diwafatkan oleh Allah Ta'ala. Pertanyaannya apakah disaat itu kita termasuk golongan orang yang menyesal atau golongan orang yang selamat? Jika memilih berada di jalan golongan orang yang selamat, marilah kita sama sama memanfaatkan waktu dan mengisinya dengan hal yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat kelak.
 
Semoga kita tidak termasuk kedalam orang orang yang menyesal, seperti yang Allah Ta'ala firmankan di dalam surat Al-Munafiqun ayat 10-11 di atas.

Friday, December 6, 2013

Sekolah istimewa adalah di rumah

Di bawah ini adalah resume dari kajian Ustadz Abdullah Zaen di http://www.radiorodja.com/fiqih-pendidikan-anak-ke-18-rumah-adalah-sekolah-istimewa-untuk-anak-ustadz-abdullah-zaen-m/

Syarat agar rumah menjadi tempat pendidikan yang terbaik bagi anak anak adalah:

1. Ciptakan suasana agar terjadi interaksi yang berkuantitas dan berkualitas.

2. Orang tua agar menjadi teladan bagi anak anaknya.

3. Nasehat dilakukan di dalam rumah, jangan di hadapan umum.

4. Adanya pengawasan yang kontinyu kepada anak ketika anak di rumah.

5. Ketika anak keluar rumah serahkan kepada Allah dengan mendoakannya agar dijaga Allah dari perbuatan buruk dan diberikan keselamatan.

Tuesday, November 12, 2013

Belajar Aqidah

es buah
Es buah

Hari ini Ahmad belajar Aqidah dasar dengan tema mengenal Allah. Sebagaimana anak seusia Ahmad ( TK ), yang diperkenalkan adalah ciptaan Allah yang sering dilihat beliau. 

Kali ini adalah pengenalan buah buahan. Ada berbagai jenis buah buahan yang dikenal Ahmad. Ahmad ditanya tentang nama buah buahan tersebut beserta berbagai macam rasanya. Setelah itu ditanya kepadanya, "siapakah pencipta buah buahan tersebut?", "siapakah yang menciptakan berbagai macam rasa buah buahan tersebut?", dan seterusnya.

Buah buahan tersebut adalah rezeki yang diberikan oleh Allah kepada kita. Kita harus bersyukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan Allah tersebut. Itulah pelajaran yang Ahmad dapati hari ini.

Monday, November 11, 2013

November 11 2013 - Homeschooling lagi...

Setelah beberapa bulan di Indonesia dan sit in di sekolah anak anak yang dahulu, Alhamdulillah mereka sudah mendarat lagi di Doha. Ini berarti anak anak melakukan aktifitas homeschooling lagi. 

Segala puji bagi Allah, mereka mempunyai kemampuan adaptasi yang baik sehingga mereka mempunyai dua pengalaman berbeda yaitu belajar konvensional yaitu di sekolahnya dahulu dan belajar dengan metoda lain di rumah yang lebih dikenal homeschooling.

Hari ini adalah hari pertama Ahmad belajar di rumah. Kali ini Ahmad belajar iqro, sebenarnya Ahmad sudah Iqro dua, akan tetapi ketika di Indonesia dan belajar konvensional di TK, beliau tidak mengulangnya. Akhirnya, saya mempunyai kebijakan yaitu mengulang dari Iqro satu. Tidak apalah, lebih baik mengulang agar lebih lancar. Saya tidak menargetkan umur sekian harus bisa sampe iqro sekian, dan lain lain. (Padahal sih kita mengulang karena saya lupa sampe halaman berapa si Ahmad.. hehehe)

Sekarang saya mencoba lebih tertib dan disiplin dalam mencatat kemajuan belajar Ahmad dalam spreadsheet, sehingga akan lebih mudah dalam melakukan cek list dan tracing kemampuan beliau. Semoga dengan ini, kejadian di atas tidak terulang lagi. Aamiin..

Saya membagi dua bagian, yaitu membaca dan menulis. Alhamdulillah dalam tiap bagian, Ahmad lulus dalam penilaian saya sehingga Ahmad akan melanjutkan ke halaman berikutnya Insya Allah.

Inilah screenshoot aktifitas homeschooling Ahmad hari ini:

belajar-iqro-1-A-Ba-Ta
Iqra 1= A Ba Ta
latihan-menulis-huruf-arab-A-Ba-Ta
Latihan-menulis A-Ba-Ta

Tuesday, September 10, 2013

Cerita ringan tapi dalam maknanya - tentang proses dan kesabaran

Semua berjalan dengan melalui apa yang namanya proses. Entah proses itu berjalan cepat atau lambat. Ceritanya dimulai ketika anak kami yang ketiga Ahmad sudah mulai berani berenang dan menyelam dalam arti beliau sudah mencelupkan seluruh kepalanya ke dalam air. Jauh sebelumnya, ketika kakaknya asyik berenang, beliau hanya berdiri saja di dalam kolam, sehingga ketika kakaknya seluruh tubuhnya basah oleh air, tidak dengan beliau karena dari leher ke atas kering sama sekali. Hehehe…

Ini sudah lama saya ketahui. Sejak dahulu, ketika mandi si Ahmad tidak suka jika mukanya dibasuh dengan air, apalagi dengan sabun. Diperlukan waktu yang lama untuk sekedar mengelap mukanya dengan tangan beserta percikan air sedikit agar wajahnya bersih. 

Saya pernah baca bahwa orang tua harus bersabar karena memerlukan waktu untuk bisa menyesuaikan keinginan kita dengan keinginan anak. Adalah tindakan yang kontra produktif jika orang tua melakukan pemaksaan intervensi dalam bentuk bentakan dan teriakan. Oleh karena itu sebagai aktifitas pengganti dari hal itu adalah orang tua harus memberikan pemahaman secara bertahap sampai anak memahami secara benar apa yang diharapkan orang tua.

Langkah langkah memberikan pemahaman kepada anak yang saya catat adalah:

-Bertanya kepadanya, “Mad, kenapa mukanya gak mau disiram air?”. Ahmad menjawab,”gak mau ah mi, perih matanya”.

-Berpikir panjang dan merenung, “oh mungkin karena kejadian yang pernah dialami, ketika matanya perih kena sabun. Makanya matanya merah seharian”. Sepertinya beliau trauma.

-Memberi pemahaman kepada beliau, supaya tidak kena mata, ketika dibasuh mukanya, mata harus dipejamkan, jadi matanya tidak kena sabun. Lalu saya juga memberikan contoh aktifitas membasuh muka dan berkata kepada beliau,”nah tuh kan gak apa apa matanya kalo merem”

Pada awalnya, Ahmad tetap tidak mau. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, Alhamdulillah beliau mau mencobanya, dan sekarang sudah pede wajahnya diguyur air dan mukanya dibasuh dengan sabun.

Dan ternyata pada hari ini, si Ahmad sudah berani memasukkan mukanya ke dalam air sewaktu berenang, bahkan beliau sudah berani dan bisa menyelam. Alhamdulillah..


Moral of the story : Ini adalah cerita ringan, tapi bagi saya ada pelajaran di dalam cerita ini, yaitu sesuatu itu perlu proses jadi bersabarlah. Oleh karena itu saya mencatatnya di blog ini.
 


Sunday, September 8, 2013

Cara memasak ayam - untuk pemula

Terjadi sebuah dialog antara abi dan ummi, dialog ini terjadi via chatting karena untuk sementara waktu abi berada di luar kota. Simaklah kisah nyata berikut ini:

Abi : Mi, abi sekarang sudah bisa goreng ayam. Rasanya enak banget.

Ummi : (dengan gaya bercanda) hmm.... emang sudah bisa, jadi kepengen ngerasain.

Abi : pokoknya enak deh.

Ummi : Asyik... Alhamdulillah, jadi nanti kalau abi sudah di rumah, bisa bantu masak dong...

Abi : iyalah, siapa takut.

Ummi : tapi ngomong ngomong, gimana langkah untuk menggoreng ayam.. Pengen tahu..

Abi : yaaa  ngetes nihye .. itu mah gampang, tinggal goreng

Ummi : ya udah kalo gampang, coba tunjukin caranya.. di foto ya biar meyakinkan.. hehehe

Abi : oke deh.. Perhatikan ya cara chef Abi memasak..

Inilah cara untuk memasak ayam goreng spesial buatan abi

1. Pertama tama, siapkan ayam yang sudah di potong dan dibersihkan. Taruh ditempatnya seperti nampak pada gambar di bawah ini.

langkah pertama masak ayam goreng


2. Kedua, siapkan bumbu masak untuk ayam goreng yang ummi kasih ke abi.. Ini dijual bebas kok, bungkusnya seperti yang terlihat pada gambar di bawah. Jika pembaca ada yang ingin membeli silakan memberikan komentar di bawah disertai dengan email ( loh kok jadi iklan... hehe)

langkah ke dua memasak ayam goreng


3. Bumbu tersebut dioleskan dan diaduk hingga merata ke seluruh permukaan daging ayam.

Langkah tiga memasak ayam goreng


4. Setelah dicampur secara merata, tambahkan air secukupnya seperti terlihat pada gambar di bawah.

langkah keempat memasak ayam goreng


5. Kemudian rebus hingga mendidih.

langkah ke lima memasak ayam goreng


6. Setelah mendidih, matikan kompor. Simpan rebusan ayam tadi di lemari es, jika tidak mau dimasak sekarang.


7. Jika mau dimasak, tuangkan minyak goreng seperti yang dilakukan dan terlihat pada gambar di bawah.

Menggoreng ayam


8. Setelah minyak goreng hangat, masukkan ayam yang akan digoreng.

9. Goreng ayam tersebut hingga matang

10. Hasilnya tampak pada gambar di bawah... hhmmmm.. sedapnya ayam goreng special.

ayam goreng spesial


Catatan: sangat cocok dimakan dengan sambal goreng (ini juga ada bumbu jadinya... eh iklan lagi.... hehehe_ ) atau dengan saos sambel atau saos tomat.


Demikianlah langkah langkah untuk memasak dan menggoreng ayam ala chef abi.

Kemudian dialogpun berlanjut, setelah ummi menerima kiriman gambar di atas..

Ummi : oke deh, sekarang percaya bahwa abi bisa masak.. jadi gak sabar nyobain masakan abi...

Abi : aduh jadi tersanjung....

Dialog berakhir... Itulah sepenggal kisah perjalanan anak manusia dalam segmen pengalaman memasak.. hehehe


Sekian...

Untuk menjadi perhatian:

-Penulisan abi dan ummi sebagai pengganti nama asli hanya untuk memudahkan penulisan dan menjaga privacy yang punya kisah..

-hukum suami atau istri memanggil abi atau ummi dapat dilihat di : http://salamdakwah.com/baca-pertanyaan/panggilan-kesayangan-ummi.html

Wednesday, September 4, 2013

Contoh melatih anak untuk mengambil keputusan

Alhamdulillah, senang rasanya ketika mendapati bahwa anak anak yang homeschooling mempunyai banyak pengalaman untuk belajar beradaptasi. Ketika di negeri seberang, mereka asyik belajar dengan abi dan ummi melalui homeschooling, namun ketika berada di Indonesia mereka menikmati belajar di kelas di sekolah mereka dahulu. Jadinya mereka mempunyai pengalaman belajar yang berbeda, dan Alhamdulillah mereka mampu beradaptasi dengannya.

Ketika sekolah mereka akan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler, maka anak anak memberitahukan info ini ke umminya. Adapun kegiatan ekskul nya adalah beladiri, cooking, majalah dinding, art, science club, dan lain lain.

Saya mengamati ada beberapa tanggapan dari anak anak ketika mendapati hal ini. Ketika ditanya ibunda mereka tentang pilihan ekskul mereka, ada yang menjawab ,”aku gak tahu”, ada yang menjawab, “terserah mama aja”, serta ada yang percaya diri menjawab, “kakak pilih science club mi”.

Puji syukur kepada Allah Ta’ala karena kami telah mendapat ilmu bahwa anak anak harus dilatih mengambil keputusan sendiri. Catatannya sudah saya rangkum di blog ini pada posting sebelumnya, seperti melatih anak bertanggung jawab . Saya berpikir, ”nah ini kesempatan untuk melatih anak anak mengambil keputusan dan menerima konsekuensi keputusan yang mereka ambil tersebut”.

Langkah langkah melatih anak mengambil keputusan saya dokumentasikan di bawah ini:

1.Menjelaskan secara detail tentang semua kegiatan luar sekolah tersebut.
Contohnya: kalau ikut cooking class, nanti kakak akan belajar membuat kue, membuat makanan. Kalau sudah terlatih dari kecil, nanti pas sudah besar bisa bikin kue, nanti bisa ngasih ummi deh. Trus kakak bisa ngajarin orang lain juga buat kue. Trus kue itu bisa dijual, nanti uangnya ditabung sehingga bisa sedekah dan beli kebutuhan kakak sendiri. Dan seterusnya. Catatan: ini hanya contoh saja. Diperlukan kreatifitas dalam menjelaskan ke anak dalam hal ini.

Berikan mereka dorongan agar mau bertanya lebih dalam, terutama mengenai konsekuensi ketika mereka memilih hal tersebut, sehingga mereka sadar pilihan mereka dan apa yang dihasilkan apabila mereka memilih sesuatu.

2.Memberikan semangat kepada mereka.
Setelah mereka memahami semuanya, maka doronglah mereka untuk memilih sendiri apa kegiatan yang menurut mereka bagus dan mereka menyukainya. Usahakan jawaban anak tidak seperti ini,”ah, aku mah terserah mama aja ah.. habis semuanya enak sih”. Dorong mereka dengan lembut tapi tidak dengan terlalu menekan mereka, berikan motivasi  ke anak. Diperlukan ide, seni, dan kreatifitas dalam berbicara kepada mereka. 

3.Memberikan pujian kepada mereka.
Contohnya: Alhamdulillah, akhirnya kakak pilih ini…. Ummi tahu kakak akan pilih ini, soalnya kan kakak sangat senang aktifitas ini di rumah. Ummi sangat mendukung kakak… Mudah mudahan bermanfaat ya kak….

Itulah catatan dari saya yang sengaja saya dokumentasikan di sini, mudah mudah bermanfaat.

Catatan:
Akhirnya kakak memilih kegiatan bahasa dan science club sedangkan adik memilih art dan science club.